Sabtu, 01 Februari 2014

ternyata masih Ada (Jatah) jatuh cinta

berhubung gw single dan temen2 gw pada jalan sama pacarnya di malem minggu, gw putuskan tuk nulis blog aja, okey mungkin tulisan gw agak formal malem ini biar keliatan siip ya gak ? iya in aja.

 “Tuhan sedang menghukumku, hukuman yang aku tolak sebelumnya, yang karena aku pernah rasa sebelumnya, yang aku tahu konsekuensinya, dan yang pernah aku tahu bagaimananya. Ya, jatuh cinta. Tapi kali ini aku tunduk dengan penghukuman yang Ia beri. Tak lagi mengelak seperti sebelumnya. Tuhan Maha Pemberi Rasa. Maha Segalanya”

Aku, seorang mahasiswa semester 7 dari perguruan tinggi negri di lampung, yang begitu mudah mengagumi orang-orang yang menurutku pantas untuk dikagumi karena kehebatannya, yang cuma sekedar kagum dan tak pernah beranggapan bahwa jatuh cinta itu ada. Aku begitu mudah bergumam kagum kepada siapa saja yang pandai meracik kata menjadi sajian bacaan yang penuh bumbu, wanita yang pandai menata hidupnya, wanita yang pandai bercerita, mereka yang menghargai hidupnya, aku memang pandai dalam kagum-mengagumi. Ya, itu aku.

Aku cuma percaya mengagumi, dan suka terhadap sesuatu, bukan untuk mencintai. Mungkin benar yang mereka bilang, aku sedang menutup pintu hati, tak mau luka lagi. Makanya tak percaya jatuh cinta itu ada (lagi). Aku malah tak beranggapan seperti itu. Aku hanya mau merubah beberapa jalan cerita yang awalnya terbiasa dengan kekasih –sekarang tidak- menjadi pria yang tidak bergantung pada siapa pun. Maksudku, setidaknya mengurangi dalam hal merepotkan orang lain.


Aku pernah dijatuhkan, diacuhkan, tak didengar, tak digubris, dan yang terlebih menyesakkan, yakni ditinggalkan. Tapi Tuhan Maha Baik, Ia ganti semuanya dengan puluhan sahabat baik yang bisa menemaniku kapan saja, dan di mana saja ketika aku butuhkan. dua tahun lebih setelah tanpanya, sama sekali aku tak merasa kesepian. Aku mendapati teori baru; jika punya kekasih, hanya boleh satu. Tandanya hanya punya satu manusia untuk bersandar, itupun ketika kita bersedih, dirinya tak selalu siap siaga ada. Tapi ketika punya banyak teman? Banyak yang menyuguhkan diri untuk bersandar tanpa diminta, kan? Lebih pilih mana?

Aku tak mau jatuh cinta, sebab aku tahu konsekuensinya. Aku tak mau berkomitmen dalam menjalin hubungan, sebab aku tahu akan ada banyak ingkar. Aku tak mau… sebentar! Aku lupa kalau aku ini sedang jatuh cinta. Sedang menyayangi seorang kaum hawa yang bahkan tak aku kira sebelumnya. Ya, dia adalah......   Aku bahkan sedang berpikir, bagaimana bisa aku mematahkan teori keren yang kubuat dulu?



Awalnya aku dikerubungi ragu, ini cuma sekedar permainan rasa, bukan jatuh cinta. Sulit memang, membangun kepercayaan tak semudah membangun kastil kerajaan, iya. Maksudku dari pasir putih di pantai.  (bukan pasir di muka gw)  Jadi kubiarkan saja.

Dampak dari 'kubiarkan saja' ternyata jadi semakin banyak. Ada passion dari conversation yang kita buat. Banyak cerita yang tak membosankan, sama sekali tak membuat jemu. Cuma beberapa hari tak bertemu, rindu menjadi candu. Ah, aku jatuh cinta.

Tunggu dulu, aku jatuh cinta? Yang benar saja. Tapi mungkin, jatuh cinta merupakan hukuman Tuhan kepada mahluk-Nya yang tak percaya cinta. Iya, aku.
 



Tuhan sedang menghukumku, hukuman yang aku tolak sebelumnya, yang karena aku pernah rasa sebelumnya, yang aku tahu konsekuensinya, dan yang pernah aku tahu bagaimananya. Ya, jatuh cinta. Tapi kali ini aku tunduk dengan penghukuman yang Ia beri. Tak lagi mengelak seperti sebelumnya. Tuhan Maha Pemberi Rasa. Maha Segalanya.

Hukuman-Mu aku terima, Tuhan. Dengan konsekuensi yang sudah aku ketahui, dengan segala harap kebahagiaan, dengan perizinan menyayangi sesama umat manusia, dengan senang hati, aku terima.

Ternyata masih ada (jatah) jatuh cinta untukku. Iya, kepada kamu (semoga kamu juga merasa)

semoga kita berjodoh :))))

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

komentar dilarang menggunakan unsur SARA !