“Tuhan sedang menghukumku, hukuman yang aku tolak sebelumnya, yang karena aku pernah rasa sebelumnya, yang aku tahu konsekuensinya, dan yang pernah aku tahu bagaimananya. Ya,
Aku, seorang mahasiswa semester 7 dari perguruan tinggi negri di lampung, yang begitu mudah mengagumi orang-orang yang menurutku pantas untuk dikagumi karena kehebatannya, yang cuma sekedar kagum dan tak pernah beranggapan bahwa
Aku cuma percaya mengagumi, dan suka terhadap sesuatu, bukan untuk mencintai. Mungkin benar yang mereka bilang, aku sedang menutup pintu hati, tak mau luka lagi. Makanya tak percaya
Aku pernah dijatuhkan, diacuhkan, tak didengar, tak digubris, dan yang terlebih menyesakkan, yakni ditinggalkan. Tapi Tuhan Maha Baik, Ia ganti semuanya dengan puluhan sahabat baik yang bisa menemaniku kapan saja, dan di mana saja ketika aku butuhkan. dua tahun lebih setelah tanpanya, sama sekali aku tak merasa kesepian. Aku mendapati teori baru; jika punya kekasih, hanya boleh satu. Tandanya hanya punya satu manusia untuk bersandar, itupun ketika kita bersedih, dirinya tak selalu siap siaga ada. Tapi ketika punya banyak teman? Banyak yang menyuguhkan diri untuk bersandar tanpa diminta, kan? Lebih pilih mana?
Aku tak mau
Awalnya aku dikerubungi ragu, ini cuma sekedar permainan rasa, bukan
Dampak dari 'kubiarkan saja' ternyata jadi semakin banyak. Ada passion dari conversation yang kita buat. Banyak cerita yang tak membosankan, sama sekali tak membuat jemu. Cuma beberapa hari tak bertemu, rindu menjadi candu. Ah,
Tunggu dulu,
Tuhan sedang menghukumku, hukuman yang aku tolak sebelumnya, yang karena aku pernah rasa sebelumnya, yang aku tahu konsekuensinya, dan yang pernah aku tahu bagaimananya. Ya,
Hukuman-Mu aku terima, Tuhan. Dengan konsekuensi yang sudah aku ketahui, dengan segala harap kebahagiaan, dengan perizinan menyayangi sesama umat manusia, dengan senang hati, aku terima.
Ternyata masih ada (jatah)
semoga kita berjodoh :))))
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
komentar dilarang menggunakan unsur SARA !