"adam, kamu kepengin jadi apa?"
"Jadi pemai bola."
Itu jawaban setiap ada yang menanyakan apa mimpi saya. Tapi itu dulu. Ketika saya masih duduk di Sekolah Dasar.
Kemudian mimpi itu berubah...
Ketika penghujung SMP, saya bermimpi menjadi seorang penyanyi.
Ketika SMA, saya bermimpi menjadi penulis skenario film.
Ketika masuk kuliah, saya bermimpi menjadi wartawan.
Sekarang, mimpi itu berubah lagi, yaitu menjadi seorang penulis buku. Mengapa penulis buku?
Karena
saya merasa nyaman menjalaninya. Tidak ada yang tidak mungkin dalam
menulis . Hal-hal yang mustahil ada pun, menjadi sah-sah saja. Dan
yang paling penting, saya dapat menyelipkan makna-makna kehidupan
ataupun pesan-pesan tanpa terkesan menggurui. Semua tersaji dalam
cerita-cerita yang saya buat. Pesan dan makna menjadi hak pembaca untuk
menginterpretasikannya.
Siapa bilang dalam menulis tidak ada atau dapat menunjukan suatu fakta yang telah kita lakukan?
Justru
menyampaikan fakta paling aman adalah melalui cerita. Pembaca
dapat menyadari sendiri fakta yang terkandung dalam cerita tanpa penulis
harus menjelaskannya secara gamblang. Berbeda dengan artikel berita
yang harus benar-benar mengandung fakta akurat.
Saya rasa tidak ada yang salah dengan perubahan mimpi.
Sesuai dengan judul yang saya ambil pada postingan kali ini, Hidup
untuk Bermimpi. Ya! Sepanjang hidup ini saya terus bermimpi.
Karena mimpi itu gratis! Jalan menujunya yang tidak gratis. Dan asal tahu saja, harganya sangaaat mahal.
Ini bukan perkara uang saja, tetapi juga perkara tenaga, hati, waktu, dan kesempatan.
Seperti
sebuah jalan, mimpi tidak selalu lurus. Mungkin nanti saya akan menemui
jalan yang bercabang, polisi tidur, traffic light, tikungan, dan juga
jalan bebas hambatan. Tapi juga bukan tidak mungkin ibarat saya mendapat
pengawalan polisi, sehingga jalan saya akan lancar, bahkan orang lain
akan memberi jalan.
Saya
sangat suka menulis. Dan saya memiliki mimpi untuk menjadi penulis yang
karyanya digemari banyak orang. Sehingga buku yang saya tulis hidup
untuk waktu yang tidak terbatas.
![]() |
Bukan
berarti perjalanan menuju mimpi saya itu mudah. Justru keadaan paling
sulit berada di dalam rumah, yaitu meyakinkan keluarga saya sendiri.
"Memangnya penulis ada duitnya ya bang?"
"Cari kerja yang pasti-pasti aja sana!"
Komentar-komentar
seperti itulah yang sering saya dengar dari anggota keluarga saya.
Awalnya saya bisa menjelaskannya dengan tersenyum. Tetapi lama-kelamaan
saya malas juga untuk menanggapi komentar seperti itu, sehingga saya
memilih diam. Biarkan waktu yang memberitahu mereka.
Saya berikan contoh seperti ini:
Jika
semua orang berbondong-bondong menjadi pegawai perusahaan ataupun PNS,
persaingan akan semakin membabi buta. Ingat tentang ribuan orang yang
mengikuti tes CPNS? Nah! Menurut saya itu mengerikan. Biarlah saya
menjadi satu dari sedikit orang yang mengabadikan perjuangan
mereka-mereka yang ingin menjadi PNS dengan tulisan.
Biarlah
saya menghidupkan terus kreativitas dan jari-jari saya untuk menuliskan
kisah-kisah yang menginspirasi dan menghibur. Tanpa seragam atau pakaian
resmi perusahaan.
Seperti
itulah sedikit gambaran saya tentang mimpi menjadi penulis.
Walaupun saat ini belum ada satu pun buku yang memuat nama saya sebagai
pengarangnya, tapi suatu saat nanti saya percaya akan ada.
Satu kunci saya, yang mungkin dapat diikuti teman-teman sekalian untuk mewujudkan mimpi yaitu: TEKUN dan PERCAYA !

Tidak ada komentar:
Posting Komentar
komentar dilarang menggunakan unsur SARA !