Ini perempuan pertama yang aku kenal dan mengenalku. Pendongeng
terhebat di malam-malam aku masih meringkuk ketakutan bila ia mematikan
lampu. Peracik susu yang bangun lebih pagi dari matahari setiap hari.
Genggaman tangan yang pertama kali menghalau jatuhku ketika belajar
menapak dulu, meski sekarang aku sering sekali keras kepala dan
menampiknya.
Perempuan ini yang mengandungku, membesarkanku, mendidiku dengan mengedepankan dan menanamkan bahwa pendidikan adalah hal yang utama, di usianya yang sudah melewati kepala empat, yang harus melayani suami, ke empat anaknya dan mengajari murid-murid disekolah dan mengurusi rumah, ia masih sempat untuk kuliah (kembali). tampaknya wisuda yang pertama belum cukup untuknya, atau ia ingin memotivasi dan memberi contoh anaknya untuk lebih giat menempuh pendidikan terutama saya agar cepat wisuda menyusul beliau ?
Dengan perempuan ini aku berkeras, dengan perempuan ini pula aku meletakkan kepalaku yang terlalu sering menengadah, pasrah. Ia adalah segala yang membuatku marah. Ia adalah segala yang membuat samudera tidak terlalu luas jika dibandingkan sabarnya.
Usiaku bertambah seiring langkah semakin panjang menjarah. Sore itu, bulan-bulan sebelum aku memutuskan pergi meninggalkan rumah. Ia datang ke kamarku. Ia bilang, ia inginaku menemaninya wisuda (kembali) pada minggu depan.
"dam minggu depan hari rabu temenin emak wisuda ya, ayahnya gak bisa dateng karena
kerjaannya gak bisa di tinggal" begitulah kira-kira kata beliau.
dear ibu selamat wisuda (kembali) semoga anakmu ini cepat menyusul ya
(draf blog tulisan maret 2014 lalu)
by anakmu Adam Mustapa
Perempuan ini yang mengandungku, membesarkanku, mendidiku dengan mengedepankan dan menanamkan bahwa pendidikan adalah hal yang utama, di usianya yang sudah melewati kepala empat, yang harus melayani suami, ke empat anaknya dan mengajari murid-murid disekolah dan mengurusi rumah, ia masih sempat untuk kuliah (kembali). tampaknya wisuda yang pertama belum cukup untuknya, atau ia ingin memotivasi dan memberi contoh anaknya untuk lebih giat menempuh pendidikan terutama saya agar cepat wisuda menyusul beliau ?
Dengan perempuan ini aku berkeras, dengan perempuan ini pula aku meletakkan kepalaku yang terlalu sering menengadah, pasrah. Ia adalah segala yang membuatku marah. Ia adalah segala yang membuat samudera tidak terlalu luas jika dibandingkan sabarnya.
Usiaku bertambah seiring langkah semakin panjang menjarah. Sore itu, bulan-bulan sebelum aku memutuskan pergi meninggalkan rumah. Ia datang ke kamarku. Ia bilang, ia inginaku menemaninya wisuda (kembali) pada minggu depan.
"dam minggu depan hari rabu temenin emak wisuda ya, ayahnya gak bisa dateng karena
kerjaannya gak bisa di tinggal" begitulah kira-kira kata beliau.
dear ibu selamat wisuda (kembali) semoga anakmu ini cepat menyusul ya
(draf blog tulisan maret 2014 lalu)
by anakmu Adam Mustapa

selamat wisuda mamanya adam sukses tante :)
BalasHapusterima kasih hehe
Hapusbukanya lu udah wisuda juga ya dam ?
BalasHapusini tulisan gw bulan maret lalu ris.
Hapusyang namanya ibu memang always luar biasa
BalasHapusgue perhatiin lu produktif banget dam ngepost blog bulan juli ini.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
Hapusmaklum wakt lagi longgar jadi produktif :)
Hapuskeren tulisannya bro
BalasHapus