Manusia adalah makhluk kadang-kadang. Kadang bahagia, kadang sedih,
kadang berduka, kadang berpesta, kadang mendamba masa lalu, kadang
memuja kekinian, kadang terlalu rapuh, kadang sok kuat bagai mantra
setan. Begitu juga saya. beberapa minggu kemarin saya mengutuk sulitnya menjadi orang
dewasa. Sungguh menyebalkannya dibebani tanggung jawab yang sepertinya
tak habis-habis. Di masa-masa gelap dan kelam itu saya mendamba menjadi
anak-anak saat beban lenyap dalam sekali malam. Yang ada hanya
bersenang-senang seharian. Dan kalaupun bersedih segala kesedihan mampu
lenyap dalam satu malam berganti dengan kesenangan yang datang tak
habis-habis.
Tapi menjadi dewasa seketika bisa menjadi sangat menyenangkan. Saat saya mampu memutuskan apa-apa yang ingin saya lakukan tanpa kungkungan orang tua. Saat saya bisa bebas mencintai apa yang kucintai tanpa takut dianggap salah dan berdosa. Menjadi dewasa saat jatuh cinta menyenangkan luar biasa. Bukan berarti sewaktu kecil aku tak pernah jatuh cinta. Waktu kecil cinta menjelma mainan dan impian-impian semu. Menyenangkan? Sudah pasti. Tapi dalam umur semuda itu jatuh cintamu terkungkung oleh ketidakmampuan yang dibatasi banyak hal. Sedangkan di saat dewasa segalanya terasa lebih luas meskipun kau masih saja terkungkung batas-batas.
Semakin ke sini saya semakin tersadar bahwa menjadi dewasa tidak seburuk yang dikeluhkan manusia di luar sana. Masalah orang dewasa tentu lebih pelik dari masalah sewaktu kecil. Tapi bukankah masalah menjadikan hidup manusia semakin asik? Masalah mengajari kita lebih cerdik menghadapi apa-apa yang menyebalkan. Masalah (masalah skripsi, masalah mencari kerja, masalah jodoh etc) mengajari kita lebih kreatif menyelesaikan segala yang harus diselesaikan dan menemukan kebahagiaan lain yang bisa saja luar biasa di hari akhir.
Apa nikmatnya tidak bertumbuh dan dengan mudah menangisi hal-hal yang tidak penting dan di saat bersamaan bersuka ria atas hal yang itu-itu juga?
Menjadi dewasa memberi nikmat atas banyak hal. Mencintai, bertanggung jawab, rapuh, jatuh, duka, suka, tawa, kesuksesan, gairah, rasa syukur, bangga dan begitu banyak hal lain yang tidak bisa kita maknai sewaktu kita kecil
Buat saya menjadi dewasa bukan hanya perkara angka yang tiap tahun semakin membanyak. Menjadi dewasa berarti menjadi manusia yang bertumbuh. Bertumbuh ke atas, bertumbuh ke samping, bertumbuh tanpa melupa akar.
semangatt adam :)
Tapi menjadi dewasa seketika bisa menjadi sangat menyenangkan. Saat saya mampu memutuskan apa-apa yang ingin saya lakukan tanpa kungkungan orang tua. Saat saya bisa bebas mencintai apa yang kucintai tanpa takut dianggap salah dan berdosa. Menjadi dewasa saat jatuh cinta menyenangkan luar biasa. Bukan berarti sewaktu kecil aku tak pernah jatuh cinta. Waktu kecil cinta menjelma mainan dan impian-impian semu. Menyenangkan? Sudah pasti. Tapi dalam umur semuda itu jatuh cintamu terkungkung oleh ketidakmampuan yang dibatasi banyak hal. Sedangkan di saat dewasa segalanya terasa lebih luas meskipun kau masih saja terkungkung batas-batas.
Semakin ke sini saya semakin tersadar bahwa menjadi dewasa tidak seburuk yang dikeluhkan manusia di luar sana. Masalah orang dewasa tentu lebih pelik dari masalah sewaktu kecil. Tapi bukankah masalah menjadikan hidup manusia semakin asik? Masalah mengajari kita lebih cerdik menghadapi apa-apa yang menyebalkan. Masalah (masalah skripsi, masalah mencari kerja, masalah jodoh etc) mengajari kita lebih kreatif menyelesaikan segala yang harus diselesaikan dan menemukan kebahagiaan lain yang bisa saja luar biasa di hari akhir.
Menjadi dewasa tidak begitu buruk untuk mereka yang memiliki stok bersyukur lebih banyak dari stok mengeluh.Akhir-akhir ini saya sering berpikir bahwa apa jadinya jika manusia terus-terusan menjelma anak kecil dan kedewasaan mendadak raib dari muka bumi? Semua manusia bermain-main di taman dan seks menjelma sesuatu yang langka. Semua manusia berkelahi hanya karena sebuah bola atau boneka atau permen atau cokelat. Sesederhana itu.
Apa nikmatnya tidak bertumbuh dan dengan mudah menangisi hal-hal yang tidak penting dan di saat bersamaan bersuka ria atas hal yang itu-itu juga?
Menjadi dewasa memberi nikmat atas banyak hal. Mencintai, bertanggung jawab, rapuh, jatuh, duka, suka, tawa, kesuksesan, gairah, rasa syukur, bangga dan begitu banyak hal lain yang tidak bisa kita maknai sewaktu kita kecil
Buat saya menjadi dewasa bukan hanya perkara angka yang tiap tahun semakin membanyak. Menjadi dewasa berarti menjadi manusia yang bertumbuh. Bertumbuh ke atas, bertumbuh ke samping, bertumbuh tanpa melupa akar.
semangatt adam :)
keren kata katanya bang
BalasHapustulisan lu emang keren bang syumpahhhh dah :D
BalasHapus"Apa nikmatnya tidak bertumbuh dan dengan mudah menangisi hal-hal yang tidak penting dan di saat bersamaan bersuka ria atas hal yang itu-itu juga?"
BalasHapussuka kata-katanya bang bikin meleleh huhuu
4 jempol untuk tulisannya bang, pengalaman pribadi kah ?
BalasHapus1 kata "kerennnnnn"
BalasHapus