Minggu, 13 Juli 2014

untuk dirimu yang kelak ku panggil "anak"

Selamat malam,

Hari ini hujan saat saya, calon ayahmu, menuliskan hal-hal yang perlu kamu ketahui.
Saya bukan seorang malaikat penyabar yang tidak akan marah padamu, tapi percayalah, saya akan berusaha sekuat tenaga untuk tidak merendahkanmu dengan kata-kata makian yang keluar dari mulut saya.

Saya tahu persis rasanya direndahkan, dan saya tidak akan merendahkan kamu dengan mengecilkan hatimu.

Kamu adalah anak saya yang paling baik, saya tidak mau kamu sempurna. Saya mau kamu jadi manusia.

Saya bukan seorang ayah yang bisa memberikan uang saku 1 juta tiap minggu, kalau pun bisa, saya tidak akan melakukannya.

Saya tidak akan membiarkanmu semudah itu mendapatkan apa pun yang kamu mau, berusahalah, sekeras mungkin dan saya akan membantumu mendapatkannya.

Ingatkan saya untuk selalu bertanya,”Apa kebahagiaanmu?” bukannya,”Ini yang membuat saya bahagia, maukah kamu mewujudkannya untuk saya?”

Marahi saya jika saya mulai menganggapmu tak berhak hidup sebagaimana kebahagiaanmu.
Terkadang mungkin saya lupa.

Anggap saya teman baikmu, kita akan saling mengingatkan. Kita akan saling berbagi, kau manusia begitu juga saya.

Meski saya ayahmu, ingat bahwa saya bukan Tuhan, saya bisa salah dan kamu bisa lebih benar dari saya.

Dan jika pikiran saya enggan terbuka dengan hal baru dari kehidupanmu, jelaskan pada saya. Saya akan berusaha mengerti, tanpa lebih dulu menghukummu.

Mungkin bagimu saya pria  yang terus mengkhawatirkanmu, tentu saja, kau adalah bagian penting dari hidup saya. Tapi percayalah, saya hanya sedikit lebih bawel dari kamu di tahun-tahun mendatang.

Untuk yang kelak saya panggil anak,
pelajaran soal hidup, toleransi, welas asih sudah menunggumu.

Saya akan terus mengingatkanmu untuk tidak angkuh. Untuk tidak terpengaruh gedung-gedung yang berdiri kukuh.

Kau akan selalu saya ingatkan bahwa kebahagiaan ada di tanganmu.
Bukan di tangan saya, atau ibumu. Kami hanya sidekick yang akan membantumu, menopangmu, memelukmu, yang akan menarik tanganmu sebelum kau jatuh dan menyerah.

Ini hanya sebagian kecil hal yang saya ingin kau ketahui, kelak kita akan duduk di bawah langit, bicara soal semesta untuk pengingat betapa kecilnya kita.

Oh ya, tolong jangan lupa, kelak kamu harus saya paksa untuk menjadi seorang milanisti dan kelak kita akan menonton pertandingan AC Milan bersama ya nak.

tubuhmu adalah semestamu, berbahagialah.

5 komentar:

  1. eh adk gw si adam ini ya, punya calon pendampinya aja belum udah nulis tentang anak lol

    tapi tulisan lu keren dek terharu gue bacanya, tapi kelak jangan paksa anak lu tuk jadi milanisti ya hehe

    BalasHapus
  2. umur lu berapa sih bang ? udah ngomong soal anak aja, tapi keren tulisanya
    nikah yuk dengan gue :p

    BalasHapus
  3. meleleh aja mata ini bacanya bang,

    BalasHapus

komentar dilarang menggunakan unsur SARA !